Menurut dr. Febrina Sugianto, penderita kusta tidak harus dipisahkan atau diisolasi. Karena kusta tidak mudah menular. Sejak penderita mulai mengonsumsi MDT, yakni obat kombinasi khusus kusta, maka 72 jam dari dosis pertama, risiko penularan menjadi kurang dari 20%.
Dokter cantik ini juga menjelaskan, penularan kusta butuh kontak erat (lebih dari 15 jam interaksi intens: serumah). Dari 100 orang yang kontak dengan penderita kusta, hanya 5 orang yang terinfeksi dan 2 orang bergejala.
Live Youtube “Gaung Kusta di Udara”
Tema yang diangkat sangat menarik. Yakni tentang penyakit kusta. Lebih lengkapnya bertajuk: “Gaung Kusta di Udara”. Tema ini dipilih sekaligus sebagai perayaan Hari Radio Nasional, pada 11 September lalu. Demi melawan hoax dan stigma buruk, serta memberikan pemahaman literasi kesehatan mengenai kusta.
Ada dua orang pembicara pada live youtube Berita KBR kali ini, dr. Febrina Sugianto, selaku Junior Technical Advisor NLR Indonesia dan Mbak Malika, Manager Program & Posdcast KBR. Sementara sebagai Host, hadir Kak Rizal Wijaya dari KBR.
Mengenal NLR Indonesia
NLR adalah sebuah organisasi non-pemerintah yang didirikan di Belanda pada 1967 untuk menanggulangi kusta dan konsekwensinya di seluruh dunia.
Saat ini NLR beroperasi di Mozambique, India, Nepal, Brazil dan Indonesia. Di Indonesia, NLR mulai bekerja di tahun 1975 bersama Pemerintah Indonesia. Pada 2018, NLR bertransformasi menjadi entitas nasional dengan maksud untuk membuat kerja-kerja organisasi menjadi lebih efektif dan efisien menuju Indonesia bebas dari kusta. Sama seperti aliansi NLR Internasional, NLR Indonesia memiliki slogan: Hingga kita bebas dari kusta
Selama sepuluh tahun terakhir ini, NLR Indonesia juga telah membangun dan mengorganisir kelompok perawatan diri bagi orang yang mengalami atau pernah mengalami kusta, bekerja sama dengan staf kesehatan dan supervisor kusta. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup orang yang pernah mengalami kusta.
Selanjutnya penelitian kusta, beasiswa pendidikan pasca sarjana, kegiatan kesehatan masyarakat, rehabilitasi kusta dan dukungan kepada penyandang disabilitas merupakan sebagian dari beberapa bantuan yang diberikan oleh NLR di Indonesia.
Sumber: web resmi NLR Indonesia
Mengenal KBR
KBR (Kantor Berita Radio) merupakan lembaga kantor penyedia berita radio independen pertama di Indonesia. KBR berdiri pada 1999. Kini sudah ada 600 radio yang berjaringan dan memanfaatkan layanan informasi dari KBR, di seluruh wilayah Indonesia, Asia dan Australia. KBR berada di bawah pengelolaan PT Media Lintas Inti Nusantara.
Sumber: wikipedia.
Gaung Kusta di Udara
Sebagaimana tema yang diangkat, bahasan kali ini mengulas tentang A sampai Z mengenai penyakit kusta.
Apa sih Kusta itu?
Kusta merupakan penyakit infeksi granulomatosa kronik yang disebabkan bakteri obligat intraseluler Mycobacterium leprae (M. Leprae).
Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat vol.7, No.2, Juni 2018: 101–105.
Tahun 2019 terkonfirmasi jumlah penderita kusta di Indonesia 17.439. Turun menjadi 16.700 di tahun 2020. Sementara kusta pada anak tahun 2019 sebanyak 11% dan di 2020 hanya 10%. Data yang dipaparkan oleh dr. Febrina ini bisa jadi kabar baik karena jumlah penurunannya. Akan tetapi, bisa jadi kabar buruk pula, mengingat ada kemungkinan screening yang dilakukan kurang maksimal, terkait penyesuaian dengan masa pandemi Covid 19 saat ini.
26 Provinsi dinyatakan telah mencapai eliminasi kusta. Namun, masih ada provinsi yang belum tuntas eliminasi kusta. Mayoritas di luar pulau Jawa. Delapan provinsi berikut termasuk dalam kategori belum tuntas eliminasi kusta: Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.
Setidaknya ada dua hal yang menyebabkan sulitnya menyukseskan eliminasi kusta ini, yaitu, pertama, disebabkan oleh Indonesia yang terdiri dari kepulauan-kepulauan. Sehingga sosio demografis, sosio geografis yang berbeda, membuat sulitnya aksesbillity. Kedua, stigma negatif terhadap penyakit kusta, termasuk mitos yang beredar mengenai kusta, membuat penderita merasa malu dan telat mendapat penanganan.
Mari Mengenal Jenis Kusta
Ada dua jenis kusta yang memiliki ciri masing-masing:
1. Kusta tipe Pausibasiler (PB)
Penderita biasanya mengalami lesi/bercak hanya sedikit, 1 – 5 titik. Karena bakterinya lebih sedikit. Bercak yang dialami berwarna lebih muda, distribusi asimetris. Misalnya hanya ada di tubuh bagian kanan saja. Mengalami mati rasa dan hanya mengganggu fungsi syaraf di satu area saja.
2. Kusta tipe Multibasiler (MB)
Sementara kusta MB penyebaran lesinya lebih banyak. Distribusinya juga merata. Mengalami mati rasa dan mengganggu lebih dari satu syaraf. Misalnya saraf tubuh bagian kanan dan kiri.
Mitos dan Stigma Kusta
Apa saja mitos dan stigma tentang kusta yang ada di Indonesia dan apa yang benar?
1. Kusta adalah kutukan, penyakit keturunan, atau OYPM (orang yang pernah mengalami kusta) adalah orang yang pernah berbuat dosa di masa lalunya.
Anggapan ini salah besar. Karena kenyataannya, kusta adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Siapa saja bisa mengalami kusta. Sekalipun anak-anak.
2. Kusta menular karena sentuhan. Sehingga penderita kusta harus dihindari atau diisolasi.Hal ini tidak tepat. Karena penularan kusta terjadi melalui cairan pernapasan: batuk dan beresin. Dan tidak mudah tertular, apa lagi hanya melalui sentuhan atau interaksi yang sebentar.
3. Mengalami kusta karena tidak menjaga kebersihan.
Sekali lagi, kusta ditularkan melalui cairan pernapasan. Lingkungan yang kurang bersih, bisa jadi sebagai pembentuk daya tahan tubuh memburuk, namun bukan sebagai penyebab kusta.
4. Kusta tidak bisa disembuhkan.
Peran media dalam meningkatkan literasi kesehatan
Saya sangat mengapresiasi talkshow KBR dan NLR Indonesia ini. Ditambah dukungan IIDN selaku komunitas, yang ikut mensosialisasikan Gaung Kusta di Udara. Bagaimanapun, seperti yang dipaparkan oleh Mbak Malika, media; KBR dapat membentuk opini masyarakat dan memengaruhi proses pembuatan kebijakan publik.
Strategi yang dilakukan KBR dalam literasi kesehatan, terkhusus mengenai kusta ini, sudah melalui pertimbangan yang matang. Mulai dari diskusi mendalam dengan pihak NLR Indonesia, melakukan briefing dan riset terlebih dahulu.
Pihak NLR Indonesia sendiri, serius menjalankan program penanganan kusta. Sesuai dengan tiga pendekatan zero. Yaitu zero transmission (nihil penularan), zero disability (nihil disabilitas) dan zero exclusion (nihil eksklusi).
Terkait mengembalikan kepercayaan diri OYPMK (orang yang pernah mengalami kusta), NLR Indonesia mengambil langkah tepat dengan berusaha membesarkan hati OYPMK, mengubah pola pikir stigma menjadi:
Kusta hanya penyakit yang bisa disembuhkan. Ketika sembuh, saya bisa kembali ke masyarakat. Karena saya sudah sehat dan normal seperti biasanya.
Ingat! Kusta tidak mudah menular. Kusta dapat disembuhkan. Percaya mitos dan termakan stigma diskriminasi kusta, dapat menyebabkan lambatnya penanganan dan menyulitkan pemulihan fisik dan psikologis OYPMK.
Mari tingkatkan literasi kesehatan mengenai kusta, dan bersama memberikan pemahaman yang benar pada masyarakat.
betul banget. enggak perlu jijik sama penderita kusta, ya. yang ada mereka butuh dukungan dan kesempatan yang sama.
BalasHapusTernyata masih ada beberapa provinsi yang belum eliminasi kusta di daerahnya yaaa.. Kondisi beberapa daerah yang mungkin saja jauh jangkauan ke akses kesehatan bisa jadi pengaruh hal ini sepertinya.
BalasHapusSemoga saja edukasi tentang kusta makin meluas ke seluruh lapisan masyarakat. Biar pada tau bagaimana pengobatan yang tepat dan bagaimana memperlakukan OYPMK agar bisa mendapatkan akses pekerjaan yang setara dengan orang lain.
Wah, makasih infonya kakak. Saya jadi lebih paham soal penyakit kusta ini. Memang stigma di masyarakat banyak yang menyebutkan jika penyakit kusta ini menular dan tidak bisa disembuhkan.
BalasHapusArtinya perlu ada edukasi yang lebih gencar lagi perihal penanganan penyakit kusta ini.
Informasi yg bermanfaat sekali mba, tentang kusta ini... Secara masih jarang ada pembahasan selengkap ini..
BalasHapusWah terima kasih banyak mbak atas informasinya, saya jadi lebih paham lagi soal penyakit kusta ini. memang banyak mitos dan stigma miring soal penyakit ini. Perlu ada edukasi lebih lagi soal penyakit kusta ini agar masyarakat luas semakin mengetahuinya.
BalasHapusIya dulu kukira kusta ini gampang menular ya nyatanya perlu SnK juga untuk terjadi penularan... nggak semudah itu, dan nggak perlu dijauhi juga. Saya banyak tercerahkan setelah banyak edukasi ttg penyakit kusta di Indonesia
BalasHapusSemoga dengan adanya webinar seperti ini, masyarakat semakin teredukasi tentang penyakit kusta, bukan penyakit kutukan dan ada obatnya. Berharap ke depannya Indonesia juga bebas kusta.
BalasHapusaku juga baru tahu tentang kusta
BalasHapuskupikir penyakit biasa
namun ternyata cukup spesial
perawatannya cukup spesial
sayangnya masih belum banyak orang yang tahu
saya takjub dengan NLR dan KBR tetap konsisten dalam mengedukasi masyarakat tentang kusta ini, sepertinya tiap minggu/bulan selalu ada hal baru tentang kusta yang disampaikan ya. semoga kusta ini segera cepat berkurang penderitanya di indonesia
BalasHapusAlhamdulillah skrng hampir semua org sosialisasi mengenai kusta sehingga yg takut bisa menjadi tidak takut lg jika berhadapan dengan mantan penderita kusta
BalasHapusAlhamdulillah ya. Seenggaknya dari acara ini dapat informasi yang tepat tentang kusta. Kadang emang mitos yang ada di masyarakat bisa aja langsung dipercaya padahal mah bisa aja itu nggak benar. Sangat informatif!
BalasHapusYups setuju mbak, literasi kesehatan mengenai kusta perlu ditingkatkan biar gak terjadi kesalahpahaman di masyarakat ya..
BalasHapusWah bermanfaat sekali infonya, memang masih banyak tentang stigma/mitos thd kusta di masyarakat.. Hal ini perlu untuk diluruskan..
BalasHapusPenyakit kusta sejak aku kecil memang penderitanya jadi terisolasi dan serem aja sama berita yang beredar. Kalau banyak yang tahu tentang kusta dan informasinya merata kemasyarakat, kita-kita jadi lebih aware kan sama penderitanya. Gak memandang terlalu negatif.
BalasHapusPenyakit kusta ternyata bahaya juga ya kak. Terlihat sepele, tapi tetap harus diperhatikan. Agar tidak lebih parah.
BalasHapusInformasinya menarik, selama ini penderita kusta dilabeli stigma negatif, kalau di makassar penderita kusta byk yang jd peminta2
BalasHapusTulisan yang informatif sekali, kak..
BalasHapusTerbayang minimnya infomrasi di zaman digital begini mengenai penyakit kusta, hingga masih ada saja orang yang menganggap kusta adalah kutukan.
Huhuuu~
Semoga dengan awarness yang selalu dilakukan kerjasama dengan KBR, penyakit kusta bisa nol penderita.
Kusta tidak mudah menular ini aku baru tahu, kak..
BalasHapusAku pikir asal kontak bisa dengan mudah tertular.
semoga edukasi yang benar seperti ini membuat mata kita terbuka untuk saling membantu para penderita kusta di sekitar kita.
Dengan membaca dan memahami tentang kusta, kita jadi lebih berempati pada mereka yang memiliki penyakit kusta, ya.
BalasHapuswah saya berarti termasuk yang salah kaprah loh, kupikir tadinya kusta itu menular bisa lewat sentuhan, ternyata beda tipis sama si c-19 alias lewat droplets melalui bersin salah satunya.
BalasHapus