Rangkuman tentang puasa ini dibuat dari buku Fiqih Sunnah, Sayyid Sabiq 2 (Ditahqiq oleh Muhammad Sayyid Sabiq, Dosen Universitas al-Azhar, Kairo dan Ummul Qura, Mekah). Buku fiqih ini terdiri dari 5 jilid. Pembahasannya sangat lengkap mengenai aturan-aturan yang mengatur hubungan antara manusia dengan Allah, serta hubungan antar manusia itu sendiri. Sementara khusus bab puasa, ada dalam buku 2.
Tentang buku:
Judul Asli: Fiqhus Sunnah
Penerbit Asli: Darul Fath
Penerbit Indonesia: Pena Pundi aksara, Jakarta pusat
Penulis: Sayyid Sabiq
Penerjemah: Moh. Abidun, Lc
Lely Shofa Imama, Lc
Mujahidin Muhayan, Lc
Cetakan: V, Maret 2013
Ukuran: 14,5 x 21 cm; xxii + 542
Pada cetakan V ini, memiliki beberapa unggulan. Seperti yang dituliskan pihak penerbit Indonesia, pada bagian Pengantar Penerbit, yaitu:
1. Ukuran dan tampilan yang lebih eksklusif.
2. Gaya bahasa yang lebih enak dibaca dan kontekstual.
3. Hadits-hadits yang menjadi dalil hukum di dalam buku ini telah diverifikasi dan diberi penjelasan (tahqiq) oleh tim ahli yang dipimpin langsung oleh ahli waris penulis.
4. Desain isi yang membantu kenyamanan dalam membaca.
5. Sistematika penyajian bab yang lebih baik, sehingga memudahkan pembaca untuk mencari tema-tema tertentu.
Buku Fiqh Sunnah 2 terdiri dari sembilan bab besar di dalamnya, yakni tentang:
Bab 1 Khotbah Jumat
Bab 2 Hari raya pada hari Jumat
Bab 3 Shalat Idul Fitri dan Idul Adha
Bab 4 Zakat
Bab 5 Puasa
Bab 6 I'tikaf
Bab 7 Jenazah
Bab 8 Zikir, do'a dan shalawat
Bab 9 Bepergian
Rangkuman Tentang Puasa, Bab 5 (hal. 189)
A. DEFINISI PUASA
Puasa menurut bahasa berarti menahan. Adapun menurut istilah adalah menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa, mulai dari fajar hingga matahari terbenam, dan disertai niat.
B. KEUTAMAAN PUASA
1. Puasa adalah tameng dari neraka. Apabila seseorang berada dalam keadaan puasa, janganlah ia berkata kotor, berteriak, dan bertindak bodoh. Jika seseorang mencelanya dan ingin bertengkar dengannya, hendaklah ia berkata dua kali:
"Sesungguhnya aku sedang puasa." (Riwayat Abu Hurairah r.a dalam hadits Qudsi dan Nabawi).
2. Sesungguhnya bau tidak sedap dari mulut orang berpuasa, lebih wangi di sisi Allah dari minyak misik. Setiap kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya (Bukhari dalam sahih Bukhari, kitab ash-shaum jilid III hal. 31).
3. "Puasa dan Al-qur'an akan memberikan syafaat kepada hamba pada hari kiamat. Puasa berkata, 'Wahai Tuhanku, aku mencegahnya dari makan dan syahwat pada siang hari. Karena itu izinkanlah aku untuk memberi syafaat kepadanya.' Maka permintaan puasa dan Al-qur'an itu dikabulkan (Ahmad dalam musnad Ahmad, jilid II, hal. 174).
4. Abu Umamah berkata, "Aku mendatangi Rasulallah. Aku berkata, "Perintahkanlah aku untuk melakukan amal yang dapat memasukkanku ke dalam surga." Beliau bersabda: "Puasalah, karena sesungguhnya tidak ada (pahala ibadah) yang dapat menyamai puasa (Nasa'i dalam sunan nasa'i, kitab ash-shiyam, jilid IV, hal. 166).
5. Abu said al-khudri r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak ada (balasan) bagi seorang hamba yang berpuasa di jalan Allah pada suatu hari, kecuali dengan hari tersebut Allah menjauhkan wajahnya dari neraka selama tujuh puluh tahun." (Bukhari dalam shahih bukhari & Muslim dalam Shahih muslim).
6. Sahl bin Sa'ad meriwayatkan bahwa Rasulallah bersabda:
"Sesungguhnya surga itu memiliki pintu yang disebut dengan Ar-rayyan. Pada hari kiamat dikatakan: 'dimanakah orang-orang yang berpuasa?' Apabila orang yang terakhir di antara mereka telah masuk, pintu tersebut ditutup.' (Bukhari & Muslim).
C. JENIS PUASA
Puasa dibagi menjadi dua; puasa wajib dan puasa sunnah. Puasa wajib dibagi menjadi tiga; puasa Ramadhan, puasa kafarat, dan puasa nazar. Dalam bab ini, penulis hanya membahas puasa Ramadhan dan puasa sunnah.
1. Puasa Ramadhan
Berlandaskan Al-Qur'an dan As-sunnah, puasa ramadhan hukumnya wajib.
Keutamaan bulan ramadhan dan beramal pada bulan ramadhan adalah, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup. Setan dibelenggu dan ada satu malam yang kebih baik dari seribu bulan, dan sebagai penghapus dosa.
Ancaman bagi orang yang tidak berpuasa ramadhan, adalah dianggap kafir dan halal darahnya (hadits hasan) dan tidak berpuasa karena sesuatu yang menghalangi secara syar'i, maka puasa sepanjang masa tidak dapat menebusnya.
Awal ramadhan ditetapkan dengan rukyah hilal (melihat bulan) walaupun yang melihatnya adalah satu orang yang adil. Jika rukyah hilal tidak mungkin, maka dipergunakan cara penyempurnaan bulan dengan tiga puluh hari.
Hukum mengqadha puasa ramadhan adalah wajib. Namun tidak diwajibkan untuk dilakukan segera, tapi wajib dilakukan kapan saja. Wajib mengganti puasa, sejumlah hari puasa yang ditinggalkan. Tidak ada kewajiban menqadha beruntun harinya.
2. Puasa Sunnah
- Puasa enam hari di bulan syawal.
- Puasa 10 hari di bulan Dzulhijjah dan puasa Arafah bagi orang yang tidak berhaji.
- Puasa di hari-hari tertentu di bulan Muharram (asyura).
- Puasa di bulan Sya'ban.
- Puasa di bulan-bulan haram (bulan-bulan yang dimuliakan: Dzulqa'idah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Memperbanyak puasa pada bulan-bulan itu merupakan amal yang disunnahkan.
- Puasa setiap hari senin dan kamis.
- Puasa tiga hari setiap bulan. Puasa pada hari putih, yakni tanggal 13, 14, 15.
- Puasa sehari dan berbuka sehari secara berseling (puasa nabi Daud).
Hukum membatalkan puasa sunnah adalah dibolehkan.
D. RUKUN PUASA
Puasa terdiri dari dua rukun. Dari dua rukun inilah hakikat puasa terwujud. Dua rukun tersebut adalah:
1. Menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa, mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.
2. Niat. Niat harus dilakukan setiap malam sebelum fajar selama bulan Ramadhan. Hal itu berdasarkan riwayat Aisyah r.a, Rasulullah bersabda:
"Barang siapa yang tidak niat puasa sebekum fajar, puasanya tidak sah." (Abu Daud, dalam sunan Abu Daud, kitab ash-shaum jilid II hal. 823-824, hadits nomor 2454).
E. PIHAK YANG WAJIB DAN TIDAK WAJIB BERPUASA
1. Pihak yang wajib berpuasa
Para ulama telah sepakat bahwa puasa wajib dikerjakan oleh orang Islam, berakal, balig, sehat dan berada di kampung halaman (tidak sedang bepergian). Untuk perempuan ditambah lagi satu syarat, yaitu suci dari haid dan nifas.
2. Pihak yang tidak wajib berpuasa
Puasa tidak wajib atas orang kafir, orang gila, anak kecil, orang sakit, musafir, perempuan yang mengalami haid dan nifas, orang tua renta, perempuan hamil, dan perempuan menyusui. Sebagian mereka tidak wajib berpuasa secara mutlak. Seperti orang kafir dan orang gila. Sebagian mereka ada yang harus diperintahkan oleh wali mereka untuk berpuasa, seperti anak kecil. Sebagian mereka ada yang wajib berbuka, tapi wajib qadha puasa. Sebagian mereka ada yang diberi keringanan untuk berbuka, tapi ia wajib membayar fidyah.
Untuk penjelasan lebih rinci, akan dilanjutkan pada rangkuman selanjutnya. Termasuk pembahasan tentang: waktu puasa yang tidak diperbolehkan, etika berpuasa, hal-hal yang boleh dilakukan ketika berpuasa, hal-hal yang membatalkan puasa, hukum menqadha puasa oranf meninggal yang memiliki utang puasa dan cara berpuasa di daerah yang memiliki perbedaan waktu relatif besar.
Masih banyak pembahasan tentang puasa ini. Kadang kita bingung tentang beberapa hal mengenai boleh atau tidaknya. Maka sebaik-baik ilmu adalah berguru pada orang yang paham dan membaca buku yang rujukannya jelas.
Sepakat bgt mbak sebaik2 ilmu berguru pd yg paham dan sumber yang jelas. Dlu wkt kuliah punya buku ini, tp karena dipinjem temen skrg ilang. Huhu
BalasHapusterima kasih ka sharing ilmunya, aku jadi banyak tahu tentang point2 yang jenis-jenis puasa itu, semakin nambah ilmuku. kalau dalam bepergian tapi mampu harusnya tetep wajib juga kan ya puasa ka
BalasHapusMasyaAllah luar biasa ulasannya. Semenjak jadi bunda saya sudah menipis mengerjakan puasa sunah. Semoga setelah membaca tulisan ini, semangat saya kembali membara, aamiin.
BalasHapusBenar sekali mbak, pelajari ilmunya dulu lebih baik. Pelajaran di atas perlu didalami, terlebih buat saya yang suka ditanyai macam -macam sama anak. Terima kasih sharing nya, mba
BalasHapusJadi berasa mondok lagi belajar ilmu fikih, Mbak. Tapi, memang harus dipahami dan dipelajari baik-baik. Sebab banyak orang yang hanya sekadarnya saja belajar soal agama...
BalasHapusPatut di miliki Buku Fikih itu, agar keislaman kita lebih mendalam dan dalam melaksanakan ibadah sesuai tuntunan Al Qur'an dan Sunnah Nabi.
BalasHapuskeinget pelajaran waktus sekolah dulu mbak, harus bener-bener hafal syarat, rukun, dan hal yang membatalkan puasa...great information
BalasHapusWah makasih Mbak, memang harus belajar lagi ya tentang fiqh puasa karena ternyata pembahasannya banyak sekali ya. Duh harus belajar lagi nih, jadi PR banget buat saya.
BalasHapusdulu aku nifas dan nggak puasa. lalu beda pendapat sama suami bayarnya qada atau fidyah. nah saat itu kerasa banget kalau punya ilmu fiqh itu perlu.
BalasHapusBetul mbak, semua hal butuh ilmu dan diskusi dengan orang yang paham benar. Apalagi tentang puasa ramadhan, amalan wajib yang kita perlu tau benar-benar ilmunya
BalasHapusMantap Mbak buku bacaannya. Dulu sy suka baca yg seperti ini. Skrg sdh enggak lagi. Makasih sdh di upgrade ilmunya Mbak. Bukunya lengkap banget. BAB puasanya komprehensif. Makasih sdh berbagi ya
BalasHapusSubhanallah mbak terimakasih ya semoga mendapat balasan baik atas sedekah kebaikan informasi ini, banyak yang tahu tapi detilnya banyak yang belum ingin tahu. Sudah mengaji kurang ilmu males belajar membacapun kurang. Dengan begini jadi dipaksa
BalasHapusBerilmu tanpa amal, sama dgn bohong.
BalasHapusBeramal tanpa ilmu, sama dgn bodong. Hehe
Begitu kata org2.
Termasuk puasa, harus tau jg ilmunya.
Terima kasih mbak
Wah, buku yang bagus buat dipelajari. Jadi pengen punya juga. Memang benar kalau segala sesuatunya ada ilmunya. Begitu juga dengan puasa. Trims sharingnya, Mbak Deris
BalasHapusBaca ini serasa ikut kajian gitu Mba. Sangat bermanfaat. Nice sharing.
BalasHapusWaah matur nuwun ilmunya. Ilmu fiqih memang harus diketahui dengan pasti karena akan selalu dikerjakan setiap hari
BalasHapusBetul
BalasHapusDari pada kita bingung dan mengira-ngira, lebih baik berguru pada yang berilmu
Terimakasih sharing ilmunya Mbak Deris
Makasi mbak udah dirangkumin. Membantu sekali ini
BalasHapusJadi bertambah pengetahuanku. Terima kasih sharingnya, mba
BalasHapusMakasih mbak udah diingatkan kembali pelajaran agama jaman SMA dulu krena jujur skeng yg kayak gini malah udah makin lupa padahal penting
BalasHapusTrimakasih ilmunya mbak. Aq dulu pernah gak puasa karena hamil trimester pertama. Mabuk parah. Jadinya fidyah tp juga bayar puasa ya klo gt. Duh... musti banyak belajar lagi
BalasHapusKembali memaknai hakikat puasa yg sebenarnya dari buku ini, wah bagus banget pembahasannya. Berasa banget lagi diingatkan. Thanks ya mba remindernya
BalasHapusini bermanfaat sekali sebagai reminder, karena ya kalo ilmu g diulang lagi pada prakteknya takut ada yg terlewat atau kelupaan
BalasHapusSelain itu, puasa juga banyak manfaatnya. Baik untuk kesehatan fisik maupun mental... aku pun baca di banyak artikel, sudah banyak penelitian yang mengungkap puasa itu punya segudang manfaat...
BalasHapus