Bermula dari menunggu antrian berobat gigi putra sulungku. Antrian terakhir, insyaallah. Perawatan gigi geraham permanennya yang bolong. Kalau biasanya kami berempat--abi dan adiknya, Aliya ikut juga--kali ini kami hanya berdua. Abi ada pekerjaan yang mengharuskannya ke kantor, dan Aliya tinggal di rumah bersama si bungsu Almira yang bolos sekolah 😁
Saya katakan, mengantri hari kemarin adalah momen terefektif dan ternyaman buat saya dan Kakak Harits menghabiskan waktu. Kami dengan tenang dapat mengisi waktu beberapa jam itu dengan membaca. Tanpa drama rengekan Kakak pada abinya, atau bentakan abi pada Kakak yang biasanya mengincar handphone abi.
Saya melanjutkan membaca buku #AntologiHijrahJourney sementara Kakak, saya pinjamkan buku gratis dari Ipusnas (aplikasi peminjaman buku gratis dari Perpustakaan Nasional). Saya ketik "Komik anak" di kolom pencarian Ipusnas.
Demikian tampilan hasil pencarian. Dan pilihan kakak jatuh pada Seri Tokoh Dunia 31: Aristotelles. Total terdapat 119 halaman, dengan gambar hitam putih. Pada akhir buku, terdapat kesimpulan ringkas.
Mulailah ia membaca, begitu juga dengan saya. Kami hanyut dengan bacaan masing-masing. Sesekali saya melirik ke monitor nomor antrian yang terletak tepat di atas pintu perawatan, barangkali sudah giliran Kakak. Masih nomor 52, sementara antrian kami nomor 71. Masih jauh. Saya kembali hanyut dalam bacaan.
Sebelum menyodorkan gawai untuk ia mulai membaca, saya jelaskan padanya, "Kak, kalau baca buku elektronik ini, kakak harus siap menuliskan hasil dari bacaan kakak nantinya. Karena, di sini ada kolom komentar yang harus kakak isi," saya tunjukkan kolom komentar di akhir ebook Aristotelles tersebut. Dan dia mengangguk paham.
Sebenarnya tidak wajib mengisi kolom tersebut. Tapi ini salah satu taktik saya, agar dia mau menuliskan hasil dari bacaannya tersebut. Kalau selama ini saya hanya sekadar menyiapkan buku untuk ia baca, maka kali ini, dan mulai hari ini, saya akan naik setingkat, membiasakan ia menuliskan kembali hasil bacaannya. Semoga berjalan lancar nantinya.
Hasilnya, saya bangga sekali. Meski hanya satu paragraf cukup panjang, tapi menurut saya, isi tulisannya sudah mencakup inti dari apa yang ia baca di komik Aristotelles ini. Berikut screenshoot hasil ketikannya yang masih original banget 😂 dan selanjutnya adalah yang sudah saya perbaiki.
Membaca buku ini sama saja membaca buku sejarah lengkap beserta dengan gambar. Aristotelles mendirikan peradaban Barat. Ia menjadi guru yang pantang menyerah dan berilmu.
Dia pernah berkata kepada muridnya bahwa ada sesuatu yang tidak bisa diubah dengan ilmu pengetahuan, yaitu takdir yang di gariskan (simpulkan) oleh Tuhan.
Namun situasinya berbalik bahwa Aristotelles dituduh sebagai orang yang tidak bertuhan padahal Aristotelles pernah berkata dia percaya Tuhan.
Hikmah: Capailah impian itu sampai terwujud
Palembang, senin, 18 November 2019
Oleh. M. Harits Fadillah
Komentar
Posting Komentar
Silakan berkomentar dengan baik dan bijak. Terima kasih sudah mampir dan meninggalkan jejak 🤗