Tentang buku:
Judul: Kreatif Menulis Cerita Anak
Penulis: Titik WS, Korrie Layun Rampan, Titis Basino P. I., Ismail Marahimin, Riris K. Toha Sarumpet, Sumardi, Fawzia Azwin Hadis
Cetakan: I, Agustus 2012
Penerbit: Nuansa, Bandung
Tebal: 129 halaman.
Menemukan buku bertajuk KREATIF MENULIS CERITA ANAK ini, seakan menemukan emas berharga. Saya merasa kurang mampu membuat cerita anak. Masih banyak kurangnya. Terasa belum pas dan mengenai bagi pembaca yang saya tuju, yakni anak-anak. Maka sangat bahagia rasanya, berkesempatan membaca buku semacam ini.
Sampul berwarna biru dengan ilustrasi beberapa gambar hewan yang tengah membaca buku bersama, membuat saya mengira bahwa BUKU ini adalah buku cerita anak pada awalnya. Namun judul dan keterangan yang di tulis paling atas pada kover: Banyak buku cerita anak beredar, tetapi hanya sedikit yang bermutu. Sudah saatnya cerita anak di Indonesia lebih berkualitas, membuat saya paham, bahwa buku ini merupakan salah satu ‘kunci’ bagi penulis yang tertarik menulis cerita untuk anak. Bukan buku untuk anak-anak.
Buku yang diterbitkan oleh Penerbit Nuansa Cendikia, Bandung ini, tergolong buku lama. Pasalnya tahun cetakan pertamanya 2012 dan masih terdapat ejaan lama, seperti esei yang kini sudah mengalami perubahan di KBBI menjadi esai. Akan tetapi, mutu dan bobot tulisan di dalamnya tak perlu diragukan. Sebagaimana judul, pembahasannya begitu kompleks sampai ke contoh kalimat penulisan cerita anak.
Buku ini merupakan kumpulan artikel pendek hasil dari kegiatan Bengkel Cerita Anak (Beriak) yang diselenggarakan Pusat Perbukuan (Pusbuk) Pusat Jakarta, pada awal 1999 lalu. Ada sembilan artikel, dengan tujuh penulis yang tercakup di dalamnya, saya akan membahas satu-satu beserta sedikit ulasan isi artikelnya.
Artikel 1
Menulis
Oleh Titik WS
Membahas dari permulaan sejarah asal mula tulisan. Begitu awal dan mendetail sebagaimana uraian sejarah pada umumnya; bagaimana tulisan mulai menjadi salah satu alat komunikasi, alasan mengapa orang terdahulu menulis yang bahkan masih berupa simbol-simbol kemudian mengalami peningkatan berupa kata.
Pada artikel ini, Titik juga menuliskan tentang kode etik atau tanggung jawab penulis terhadap tulisannya. Seorang penulis harus siap mental menanggung risiko berupa bantahan, bahkan kecaman pembaca terhadap apa yang ia tulis. Setidaknya ada tiga hal yang merupakan kode etik menulis, yaitu: unsur informasi, unsur edukasi/pendidikan dan unsur hiburan (hal. 18).
Titik juga membahas tentang menulis sesungguhnya adalah berkarya batin. Profesi menulis tidak sama dengan profesi lainnya, sebab menulis artinya berkarya ruhani, lebih banyak menggunakan kemampuan mental/spiritual daripada fisik (hal. 26). Maka sebagai hasil olah batin, tulisan hendaknya tetap setia pada tugasnya untuk memberikan manfaat kepada umat manusia (hal. 27).
Ia juga mengatakan bahwa, bakat, meskipun mempengaruhi tulisan seseorang, akan tetapi tidak menjadi syarat mutlak untuk menjadi penulis. Karena untuk sampai pada kesiapan menulis, seseorang harus memiliki beberapa hal selain bakat, yaitu: kemauan atau niat, luas wawasan, kaya imajinasi, disiplin, kreatif, persepsi, tangguh, tidak mudah putus asa, menguasai teknik menulis dan memahami bahasa (hal. 29).
Artikel 2
Penulis Kreatif
Titik WS
Penulis kreatif merupakan penulis yang menjadikan menulis sebagai profesi. Semuanya tentu melalui proses belajar yang panjang hingga dapat mencapai profesi tersebut.
Artikel 3
Menulis Fiksi Cerita Pendek
Titik WS
Fiksi terbagi menjadi dua: fiksi kuno berupa mitos, epik, cerita rakyat, legenda, dongeng dan fabel (hal. 42), dan fiksi modern berupa cerita pendek, novel, puisi dan drama (hal. 45), dari semua bentuk karangan fiksi tersebut, Titik membahas lebih rinci mengenai menulis cerita pendek.
Ada lima unsur cerita pendek yang harus dipelajari, dipahami oleh penulis, yaitu: tema, tokoh atau karakter, alur atau plot, latar atau setting, gaya atau style (hal.50). Ia juga memberikan beberapa tips dalam menulis cerpen di ujung pemaparan artikel ketiganya ini.
Artikel 4
Profesionalisme dalam Menulis Cerita Anak
Titis Basino P. I.
Menjadi penulis profesional menurutnya jika seseorang mengandalkan dunia tulis-menulis sebagai pekerjaan pokok, produktif menghasilkan karya, karya yang dihasilkan bermutu tinggi, terampil di bidangnya (menguasai bahasa, ejaan, terampil menuangkan ide dalam bahasa tulisan), menguasai dan memiliki tema/topik yang sedang diminati pasar (pembaca, penerbit, dan pelanggan selanjutnya), memiliki sarana untuk bekerja, dan memiliki keterampilan bernegosiasi atau kemampuan untuk menjual karyanya pada penerbit (hal. 65).
Artikel 5
Dasar-dasar Penulisan Cerita Anak
Korrie Layun Rampan
Cerita anak adalah cerita sederhana yang kompleks. Harus memiliki amanat, tokoh, latar, alur dan tentu saja gaya penulisan si penulis juga menentukan kekompleksan sebuah cerita anak.
Artikel 6
Pembekalan pada Bengkel Penulisan Cerita Anak-anak
Ismail Marahimin
Ismail menitik beratkan kepada: “cerita anak harus membawa virus!” Sebagaimana pandangan David McClelland, seorang psikolog sosial. Bagaimana ‘virus’ dalam tulisan mampu merubah keadaan bangsanya.
Artikel 7
Struktur Bacaan Anak
Riris K. Toha Sarumpet
Mirip seperti pembahasan sebelumnya mengenai unsur pembangun cerita pendek, namun dibahas sesuai dengan gaya Riris K dan mendetail.
Artikel 8
Psikologi Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
Fawzia Aswin Hadits
Artikel ini sangat menarik dan paling berat untuk dipahami menurut saya. Fawzia membahas keterkaitan antara perkembangan fisik, perkembangan kognitif dan bahasa, perkembangan anak usia SD yang kemudian menjadi dasar seorang penulis menuliskan cerita pendek untuk anak.
Artikel 9
Bagaimana Menciptakan Cerita Anak yang Unggul?
Sumardi
Ia membahas mengenai mengapa perlu cerita anak? Apakah cerita anak itu? Apakah ciri-ciri cerita anak yang unggul? Bagaimana bahasa cerita anak dewasa ini? Yang juga menarik untuk dipelajari, pada pembahasan ini, Sumardi memberikan contoh kalimat dan paragraf yang baik dan efektif menulis cerita anak. Sumardi bahkan membahas perkembangan kognitif anak, kontekstual, dan resep praktis menulis cerita anak.
Terlalu banyak kelebihan buku ini untuk dibahas, yang pasti, jika Anda ingin menulis cerita anak, buku ini menjadi salah satu buku wajib baca. Meski begitu, kekurangannya terletak pada beberapa ejaan lama yang masih dipakai—karena memang buku terbitan lama—dan pada beberapa pembahasan, seperti unsur pembangun cerita anak, yang ditulis berulang oleh beberapa penulis.
Komentar
Posting Komentar
Silakan berkomentar dengan baik dan bijak. Terima kasih sudah mampir dan meninggalkan jejak 🤗